Minggu, 16 November 2008

Spiderman Penakluk Gedung Pencakar Langit

Awalnya saat telah menjadi pemanjat profesional ia merasa segala peralatan standar pengamanan tubuh tidak lagi memicu adrenalin. Jadi ia memutuskan untuk memanjat dengan tangan kosong, tanpa seutas tali dan peralatan lain. Hanya ada satu pilihan bagi pria kelahiran Bourgogne, Perancis, 7 Agustus 1962 ini. Jika jatuh, tamatlah riwayatnya.


Pria ini adalah Alain Robert, pemanjat solo penakluk gedung pencakar langit. Karirnya lumayan mengilap, lebih dari 90 gedung telah ditaklukkannya tanpa peralatan pengaman.

Tengok gedung-gedung yang pernah dipanjatnya: Menara Petronas, Kuala Lumpur, Malaysia (1997), Shinjuku Center Building Tokyo, Jepang (1998), Menara Indosat, Jakarta (2002), National Bank of Abu Dhabi, UEA (2003), Taipei 101, Taipei (2004), One Houston Center Texas, AS (2005), Tour Agbar, Barcelona, Spanyol (2006), dan yang masih hangat adalah saat ia berhasil menaklukkan gedung setinggi 145 meter, The City Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada hari Rabu 12 November 2008.

Robert memang luar biasa. Saat usianya baru menginjak 10 tahun ia sudah bercita-cita menjadi pemanjat profesional. Ia mengagumi Bonatti, Rebuffat, dan Desmaison, tiga pemanjat tebing tingkat dunia yang terkenal sepanjang masa. Ia berlatih keras di tebing-tebing kawasan Valence dekat tempat tinggalnya. Rasanya "memanjat" telah menjadi filosofi hidup bagi pria ini. Hal inilah yang mungkin membuat kedia orantuanya menyerah untuk melarang putranya menggeluti hobby yang mempertaruhkan nyawa ini.

Tapi apakah semulus itu langkahnya? Apakah Si Spiderman pernah jatuh? Tentu saja. Pada tahun 1982 ia pernah mengalami dua kecelakaan beruntun. Jatuh dari tebing terjal berketinggian 15 meter. Yang pertama, 18 Januari 1982, ia menderita patah tulang di kedua pergelangan tangan, hidung, dan telapak kaki, juga beberapa retak-retak di beberapa bagian tubuh. Yang kedua, saat ia baru saja pulih dan berhasrat memanjat lagi pada 29 September 1982. Akibatnya lebih parah, ia jatuh dengan benturan di kepala dan koma selama lima hari, ah tentu saja dengan lengan, siku, dan tulang panggul yang patah.

Nyawanya terselamatkan setelah melalui enam kali operasi. Kecelakaan itu membawa kerusakan di otaknya, cerebral edema. Ia kehilangan 60 persen kemampuan pendengaran normal. Dokter mengultimatum Robert untuk tidak lagi memanjat tebing. Tapi tentu saja anjuran itu dianggapnya angin lalu. Selama penyembuhan ia justru berlatih memanjat, dan ia benar-benar kembali memanjat satu tahun kemudian. Tapi kali ini sasaranya bukan lagi tebing terjal.

Rupanya Robert teringat satu momen ketika ia kehilangan kunci saat masih berusia 12 tahun. Ia memanjat gedung sampai ke lantai delapan tanpa peralatan pengaman hanya untuk bisa masuk ke dalam apartemennya. Hal inilah inspirasinya untuk memulai karir baru pasca kecelakaan. Menjadi Spiderman merayapi gedung-gedung tinggi.

Aksi-aksi Robert kemudian banyak mendapatkan perhatian dunia. Ia mengantongi beberapa penghargaan, diantaranya meraih rekor dunia The Most Extreme Solo Performance di Verdon, Perancis, meraih penghargaan Film dokumenter terbaik di Moscow Festival dan New York Festival, juga penghargaan saat beraksi di Janssens Festival (1991) dan International Olympic Committee Award (1993).

Tapi tentu saja tindakannya yang benar-benar extreme dan membahayakan keselamatan ini juga mengundang aparat kepolisian. Sama seperti saat ia baru selesai memanjat The City Tower Jalan Jenderal Sudirman. Saat keringatnya belum lagi menguap, nafasnya yang terengah, dan kewajiban memasang senyum saat dikerubuti pertanyaan pengggemar dan wartawan, Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat langsung menggiringnya ke Markas. Rupanya Si Spiderman asal Perancis ini belum mengantongi izin untuk melakukan aksinya.

Tidak ada komentar: