Senin, 08 Desember 2008

Keceh Yuk di Pakecehan

Keceh dalam bahasa Jawa berarti bermain air. Yah waktu masih anak-anak siapa sih yang nggak pernah bermain air, baik saat hujan-hujan atau di mana saja yang ada genangan airnya.

Pasti asyik, tapi pasti juga kena marah Ibu, apalagi kalau bukan karena kotoran yang melekat di pakaian dan badan. Nah ada yang lebih asyik dan bebas kotor, yaitu keceh di Pakecehan.


Pakecehan masuk dalam Etasia, singkatan dari Ekowisata Taman Air Tlatar. Jaraknya sekitar 8 km dari Boyolali, Jawa Tengah. Etasia adalah kompleks konservasi hutan sekaligus wisata alam seluar 3,5 hektar. Selain Pakecehan, di dalamnya juga terdapat Segaran Taman Air untuk aktivitas memancing dan berperahu, lapangan woodball, dan restoran. Semuanya menggunakan sumber mata air Umbul Tlatar yang jernih alami.

Pakecehan dalam kawasan Etasia luasnya sekitar seribu meter persegi. Pengelola mendesainnya serupa kali kecil dengan ketinggian air sekitar 20cm dengan dihiasi berbagai batu alami dan tanaman air seperti papirus, kana air, dan bambu air. Kita bisa sepuasnya bermain air bening dan sejuk yang dihuni ikan-ikan besar dan kecil yang berenang bebas sambil bersantap di pondok lesehan yang menghadap langsung ke air.

Tapi jika ingin menikmati sungai bening yang sesungguhnya, pengunjung tinggal berjalan sekitar 500 meter ke Kali Bening yang menggalir dari mata air Umbul Tlatar. Nah diantara Pakecehan dan Kali Bening ini pengunjung dapat singgah di beberapa gazebo yang mengadopsi sensasi terapi ikan. Terapi ini di adopsi dari sebuah tempat spa di Kuala Lumpur, Malaysia.

Di setiap gazebo terdapat empat sisi tempat duduk dengan bagian tengah terdapat batu bundar. Bagian bawah gazebo dibendung dan diisi air dengan ketinggian 30cm. Nah di dalamnya ratusan ikan cetul yang panjangnya sekitar 3-4cm dibiarkan berenang bebas. Tinggal celupkan kaki ke dalam air dan rileks membiarkan ikan-ikan stersebut perlahan-lahan menggigit kaki. Kaki diyakini sebagai tempat berkumpulnya toksin yang menjadi endapan penyakit. Gigitan ikan inilah yang dipercaya mampu membuka pori-pori kulit sehingga bisa mengeluarkan berbagai penyakit.

Alternatif tujuan yang asyik bukan? Bisa kembali ke alam yang sudah jarang ditemui. Sayangnya debit mata air Umbul Tlatar dinilai dari hari kehari mulai susut karena daerah tangkapan air di punggung Gunung Merbabu banyak yang mulai dibabat. Ah, lagi-lagi...

Tidak ada komentar: